Rabu, 08 Juli 2015

Hope

I hope
Kaki yang selama ini melangkah, berjalan bahkan sampai berlari menyamping dari jalan-Mu. Agar kini diarahkan ke jalan yang baik-baik. Ke tujuan yang jelas, jelas dijalan-Mu.
Semoga

I hope
Tangan yang selama ini terlalu banyak menggengam dosa. Agar kini selalu menghadap keatas, berdoa kepada-Mu dan selalu mempasrahkan sesuatunya kepada-Mu
Semoga

I hope
Mulut yang selama ini banyak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Agar kini dihiasi dengan kata-kata indah yang jika dikeluarkan dari mulutku bisa membuat orang lain tertawa dan tersenyum.
Semoga

I hope
pikiran negative yang selama ini terjadi di dalam otak. Agar kini selalu memikirkan ibadah dan masa depan supaya mempunyai kesuksesan yang berakhlak. Dan semoga pikiran ini selalu mengingat tentang-Mu ketika ingin melakukan dan menginginkan sesuatu.
Semoga

I hope
Hati yang selama ini banyak menyimpan dengki dan selalu menyakiti. Agar kini dijauhkan dari penyakit-penyakit hati dan selalu suci seperti orang-orang pilihan-Mu
Semoga


Dari segala harapan diatas dan dosa-dosa pada fisik ini, aku mohon ampunan-Mu.

Foto: Google.com

Baca selengkapnya

Rabu, 01 Juli 2015

Kopi Ku, Tak Habis Lagi

Kita. Sepasang akal yang tarik menarik, berbagi imaji dalam getir kehidupan. Membuat sarkas sendiri yang kita tinggali setiap malam.

Ditempat biasa dengan udara yang seakan menusuk-nusuk kulit ini. Kopi buatan mu kita habiskan bersama, nafas demi nafas. Wajahmu nampak tenang. Itulah yang aku percaya, menyeruput cairan pekat berkafein itu mampu mengaktifkan ilusi keindahan yang berujung Kebebasan jiwa.

Tangan mu begitu terampil mencampur bubuk arabika yang selalu kubeli secara kiloan di pasar. Begitu nikmat, kepiluan yang diderita hidup bercampur aduk dengan pekat nya air kopi ini.


Setiap malam yang datang dengan gulita nya, selalu santai kita lewati dengan bercengkerama, ditemani harumnya aroma kopi yang mendekap setiap kita, menjadikan sebuah kompilasi angan, dibawah bintang-bintang.

Hingga saat kamu entah kemana. Aku bingung kepalang mau diapakan bubuk ini. Mau disruput bersama siapa air yang (tak lagi) nikmat ini. Sampai akhirnya, kopiku tak habis lagi.


 
Foto: Google



Baca juga: Hallo Jakarta, Jangan Pagi Dulu Ya!
Baca selengkapnya