Rabu, 01 Juli 2015

Kopi Ku, Tak Habis Lagi

Kita. Sepasang akal yang tarik menarik, berbagi imaji dalam getir kehidupan. Membuat sarkas sendiri yang kita tinggali setiap malam.

Ditempat biasa dengan udara yang seakan menusuk-nusuk kulit ini. Kopi buatan mu kita habiskan bersama, nafas demi nafas. Wajahmu nampak tenang. Itulah yang aku percaya, menyeruput cairan pekat berkafein itu mampu mengaktifkan ilusi keindahan yang berujung Kebebasan jiwa.

Tangan mu begitu terampil mencampur bubuk arabika yang selalu kubeli secara kiloan di pasar. Begitu nikmat, kepiluan yang diderita hidup bercampur aduk dengan pekat nya air kopi ini.


Setiap malam yang datang dengan gulita nya, selalu santai kita lewati dengan bercengkerama, ditemani harumnya aroma kopi yang mendekap setiap kita, menjadikan sebuah kompilasi angan, dibawah bintang-bintang.

Hingga saat kamu entah kemana. Aku bingung kepalang mau diapakan bubuk ini. Mau disruput bersama siapa air yang (tak lagi) nikmat ini. Sampai akhirnya, kopiku tak habis lagi.


 
Foto: Google



Baca juga: Hallo Jakarta, Jangan Pagi Dulu Ya!

Bagikan

Jangan lewatkan

Kopi Ku, Tak Habis Lagi
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Komentar sangat dibutuhkan bagi seorang Blogger #FYI

Orang baik komentarnya akan baik; Orang buruk komentarnya akan buruk.

Terima kasih dan Terima apa adanya | ... ?

Beri komentar yang bersifat membangun yak :D #ThinkHIGH