Selasa, 10 Juni 2014

Belum Ada Judul

Kicauan burung-burung jalak terdengar jelas, walaupun telingaku tersumpal gumpalan headset.
Gerbong kereta tiba-tiba berhenti. Aku tidak ingat apa-apa. Ketika bangun, banyak sekali yang mengelilingiku. Kenapa banyak makhluk tembus pandang di sekelilingku? Aku bingung. Kenapa juga banyak sekali orang di pinggiran rel kereta itu.
Kucoba melangkahkan kaki untuk mendekat ke kerumunan. Namun, wuuussssshhh.. cepat sekali aku sampai di kerumunan. ternyata aku terbang. Wohoo.. aku senang sekali bisa terbang. Namun ketika ku lihat ketengah rerumunan masyarakat. Wajahku terasa aneh. Mayat-mayat berjejer panjang disamping gerbong terbalik. Kulihat banyak sekali air mata berjatuhan disekitar rel. Mengerikan sekali.

Wajah tampan itu tak asing lagi bagiku, itu mas Randy, suamiku. Lantas, apa yang dilakukannya disini? Ku diam, coba menerka-nerka. Tangisnya jatuh begitu lebat. Ku coba pelan berjalan menuju dia. Namun, wuuussssshhh.. Lagi-lagi aku terbang. Kini, ku mengetahui penyebab tangis mas randy pecah. Tapi, rasa ku mulai tak senang. Melihat wanita yang sering aku lihat di cermin. Kini berbaring disamping rel. Aku meninggal?! Kucoba menampar pipi kanan ku, tapi tak terasa apapun. Aku tidak percaya. Kucoba menghusap air mata mas randy, tapi tanganku hanya bagai angin yang berhembus begitu saja. Kucoba lihat kebawah. Kaki ku tak menempel tanah. Ternyata benar. Aku sudah meninggal.

Aku ingin menumpahkan tangis, tapi tak bisa. “Arghh!!!” kesal sekali perasaanku. Jadi, kereta yang aku tumpangi tadi mengalami kecelakaan? Ceroboh sekali masinis kereta ini! ku hampiri bagian depan kereta. Ingin memaki seorang masinis kereta api. Tapi hampa. Ruang kemudi itu kosong. “cari siapa neng?” sebuah wujud sejenisku tiba-tiba tembus dari gerbong kedua. Wajahnya terlihat lusuh. tua. “cari masinis yang yang mengemudikan kereta ini! bangsat! Bawa kereta saja tidak becus! Bikin banyak nyawa melayang” ku keluarkan unek di otak. Tak peduli omongku kasar di depan orang tua. “masinis itu adalah saya, maafkan saya neng. Ini bukan salah saya. Ketika tadi mau belok. Ada angin yang sangat kencang dari arah kanan” “halah! Alasan saja! Lihat suami sa...” belum sempat selesai bicara, kulihat suamiku menggotong tubuhku kedalam mobilnya. Ku kejar dia.

Di dalam mobil, tangis mas randy makin menjadi. Tapi tak keluar air, mungkin habis. Kurasakan kecintaan mas Randy kepada ku sangat amat besar. Tak tega ku melihatnya. setiap 5 detik mas Randy selalu melihat jasadku yang tergeletak di jok belakang. Tiba-tiba mobil melaju dengan sangat. “Mas! Eling Mas!!!” ku coba teriak di telinga mas Randy. Namun terlambat. Mobil mas Randy sudah menabrak pohon besar di pertigaan jalan. Apa yang coba mas Randy lakukan.


Kini dijalanan sepi. Tak henti ku mengeluarkan suara tangis melihat tubuh mas randy terhimpit tak berdaya diantara setir dan jok. Pikiran ku terus menerawang apa sebenarnya ini.
“Sttt...” suara menggoda dibalik pohon besar di depan. Ku coba menghampiri. Ternyata kamu. Mas randy. Tak habis pikir aku dibuatnya.

Mas randy yang biasanya berpakaian rapi. Kini badan nya tembus pandang. Tak ada dasi yang melilit lehernya. Aku masih termanga. “Dor!!!” mas randy mencoba mengagetkanku, kini ia bisa bicara denganku. Aku sadar, mas randy telah meninggal.

Kamu jahat! Kamu gak ada buat aku.” Tiba-tiba mas Randy marah sambil tersenyum kepadaku.
Aku jahat kenapa mas? Aku selalu ada buat mas”
Bohong. Buktinya kamu ninggalin aku”
Aku juga gak mau kaya gini mas. Aku sayang sama mas.”
Aku lebih sayang sama kamu! Aku gak bisa hidup tanpa kamu. Kamu kira, mobil ini kenapa bisa nabrak?” mas randy menjelaskan “karena aku sengaja, biar bisa bareng kamu (lagi). ”
Tapi mas..”
Udah pokoknya kita harus selalu bersama. Walaupun mati, Kita harus mati bersama”

Senyum mas randy menghilangkan gumpalan-gumpalan pertanyaan dalam otak. Ku tak mau berdebat. Yang terjadi biarlah terjadi. Semua ini sudah takdir.

Ku gandeng tangan mas randy. Kita terbang bersama-sama keatas langit. Menuju tempat terbaik... Surga.

Foto dari sini

Bagikan

Jangan lewatkan

Belum Ada Judul
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

10 komentar

Tulis komentar
avatar
10 Juni 2014 pukul 05.34

Wah bagus bro ceritanya. kalo ditambahin konflik bisa jadi lebih menarik tuh :D

Reply
avatar
10 Juni 2014 pukul 10.04

Ceritanya fantasi, haha tapi asyik kalau lebih detail lagi :D but it's not bad!

Reply
avatar
10 Juni 2014 pukul 13.57

untung gua bacanya siang, kalo malem fantasi gua udah kemana-mana.. bisa-bisa ikutan terbang, iih.....ngeri.
tapi keren :)

Reply
avatar
10 Juni 2014 pukul 23.34

Wah, ajib ini Om ceritanya. Agak gimana.. gitu bacanya. :D

Reply
avatar
11 Juni 2014 pukul 01.33

Widiw.... jadi, keduanya sama-sama mati. T.T memang sih mati bisa bersama, tapi apa iya dalam dunia arwah pasti bersama?

Reply
avatar
12 Juni 2014 pukul 04.41

Hehehee iya,, masih belajar :D

Reply
avatar
12 Juni 2014 pukul 04.42

masalah waktu sih, itu aja nuis buru-buru banget :D

Reply
avatar
12 Juni 2014 pukul 04.45

gatau juga haw, namanya juga fantasi :D

Reply

Komentar sangat dibutuhkan bagi seorang Blogger #FYI

Orang baik komentarnya akan baik; Orang buruk komentarnya akan buruk.

Terima kasih dan Terima apa adanya | ... ?

Beri komentar yang bersifat membangun yak :D #ThinkHIGH